Kamis, 17 Januari 2013

Resiko Rumah Besar PPP

FACHRUDDIN

Sejatinya PPP sebagai Rumah Besar Ummat Islam adalah menampung aspirasi politik ummat Islam, terlebih setelah Parpol Islam lainnya tidak lolos verifikasi, atau partai lainnya yang juga hidup dari komunitas ummat Islam telah menyatakan diri sebagai partai terbuka dan atau menghapuskan azas Islam dari partainya. Maka tiada temapt lain bagi mereka yang masih memiliki spirit untuk berjuang demi ummat bahwa PPP adalah temaptnya kembali, ada juga mereka yang mengaku tidak nyaman dengan perkembangan internal partainya yang dirasakan jauh dari nilai nilai keislaman yang diyakini kebenarannya. Lalu apakah mereka itu kutu loncat atau bukan masih tergantung dengan latar belakang sikap politik mereka yang sejati, dan hanya yang bersangkutan dengan Tuhan yang tahu. etapi secara pribadi saya tidak ingin menyamaratakan dan memvonis mereka seluruhnya sebagai politisi kutu loncat.

DPW PPP Lampung melihat ada masalah yang sangat penting, yaitu masalah akidah. Ummat Islam setidaknya terbagi dua dalam berpolitik, ada yang menganggapnya politik terpisah dengan akidah, akidah selalu berpihak pada kebenaran yang datang dari Allah semata, tetapi ada juga yang bersikap cukup longgar dan meyakini bahwa politik itu hanya permainan dubia semata yang tidak terkait dengan akidah, dan bahkan justeru melarang akidah di bawa bawa dalam berpolitik. Maka PPP sebagai Parpol yang kekeh mempertahankan azas Islam merasa berkewajiban untuk memayungi pihak pihak yang berkeyakinan bahwa berpolitik itu harus berpegang kepada akidah Islamiyah.

Kesediaan DPW PPP menampung mereka yang berasal dari partai lain yang mengalami persoalan akidah ini bukan hanya sebuah resiko politik semata mata, melainkan resiko dari sebuah keyakinan akidah. mempertahankan akidah Islamiyah dalam berpolitik bukan masalah yang gampang, apalagi politik Indonesia sekarang berkembang menuju sikap fragmatisme yang demikian parah, dan hal itu lebih dioperparah lagi dengan politik uang.

PPP memang membutuhkan orang orang yang memiliki keyakinan akidah dalam berpolitik, oleh karenanya pintu terbuka lebar bagi mereka yang merasakan keyakinan akidahnya kurang tertampung ditempat lain. Namun PPP juga tidak akan rela bila kedatangan para sahabat itu dilatar belakangi sikap fragmatis untuk mencari kedudukan semata. Rasulullah telah mencontohkan, ketika beliau dilapori bahwa ada diantara mereka yang ikut hijrah ke Madinah sebenarnya hanya lantaran calon isterinya hijrah, maka Rasul menatakan tergantung kepada niatnya, bila niatnya karena Allah semata, maka Ia akan mendapatkan pahala dari Allah.

Marilah kita segarkan niat baik mereka sebagai kader atau non kader yang bergabung di PPP kembali membulatkan niat semata mata berdasarkan akidah Islamiyah dalam berpolitik. Setelah carutmarutnya sistem perpolitikan nasional kita yang ditandai dengan berbagai kecurangan dan penyuapan, maka jangan ditunda lagi saat sekarang juga kita melakukan politik berdasarkan akidah Islamiah, yang sangat menjunjung nilai nilai kemuliaan dan kejujura. Semoga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...