Senin, 15 Mei 2017

Vonis 2 Tahun Penjara Untuk Ahok



Vonis 2 tahun penjara bagi Ahok sungguh tak terduga, bukan karena tuntutan tak memenuhi persyaratan, bukan tak ada fakta sidang yang memberatkan, bukan tidak ada pendapat ahli yang mendukung. Semua ada dan semua kuat. Hanya saja sebelkumnya Jaksa Penunutut Umum hanya menuntut 1 tahun penjara dan 2 tahun masa percobaan. Maka berdasarkan kebiasaan, Hakim mentapkan fonis sekitar separuh tuntutan JPU, dengan demikian Ahok berpotensi dibebaskan dari segala tuntutan, atau sama dsngan JPU.

Baik Tim Pembela Ahok dan Ahokers terbuai oleh tuntutan yang tak rasional oleh JPU, JPU banyak mengabaikan fakta persidangan dan bahkan sudah bersikap seperti Pembela layaknya, dan ikut ikut menyalahkan Bun Yani, Pahal kasus Bu Yani adalah kasus lain. Maka ketika hakim membacakan vonis, dengan menyatakan bahwa kesalahan Ahok yang telah dituduh menistakan agama dinyatakan sebagai bukti yang syah, dan tuntutan itu adalah sesuai dengan pengaduan awal, yang banyak diabaikan oleh JPU itu, tak pelak menjaebabkan pihak Ahok terhenyak.

Vonos itu serasa bagaikan mimpi, sangat tidak diduga Hakim memvonos dengan hukuman yang lebih berat dari tuntutan JPU  wajar, logis, tetapi sangat tak lazim. Pas ketika palu diketukkan para Ahokers sedang asyik berjoget ria, mareka baru tahu sekitar sepuluh menit kemudian. Sungguh tragis Ahol langsung diperitahkan untukmasuk penjara.

APRESIASI KEPIMPINAN AHOK BAGI MASYARAKAT



Magnit Ahok dan dukungan keuangan membuat Ahok nampak perkasa, jauh di atas pesaingnya, jauh waktu sebelum tahapan Pilkada di mulai Ahokers, teman teman Ahoks telah diberdayakan, sebagai tim sukses Ahok maka selayaknya mereka paling sedikit diberikan dana Rp.500.000,00- (lima ratus ribu rupiah)  sedang bagi penanggungjawab atau diserahi beban yang lebih berat tentu dilebihkan. Masalah pembiayaan berjalan rapi hanya sesekali kabar sumbang yang keluar, namun secepat kilat bisa diselesaikan. Tim Ahok memang luar biasa, sekalipun belum memiliki pasangan.

Daya kerja mereka luar biasa mereka mampu mengumpulkan hingga jutaan KTP pendukung pada saat itu, sehingga bila ada ratusan setiap hari warga mendatangi Balaikota pasca kekalahan di Pilkada maka itu adalah wajar saja. Ternyata mereka bukan saja dari jakarta, tetapi juga luar Jakarta dan bahkan luar negeri, konon katanya banyak sekali mereka yang berada di luar negeri  minta dipesankan karangan bunga untuk Ahopk-Jarot, maka wajar saja bila sebagian besar karangan bunga yang berdatangan adalah NN (No Name)

Bagitu dicintainya Ahok oleh para pemilihnya, yang ternyata bukan hanya pemilih Ahok, tetapi sesungguhnya mereka itu adal;ah pemuja Ahok, Mereka terdiri dari pemuja fanatik, yang nampaknya sanggup berkorban untuk Ahok. Ahok di mata mereka adalah sebagai sosok yang bersih, cerdas dan Tegas. Sayang Ahok kurang ramah, senang menista dan bahkan menghina, sehingga tifdak sedikit mereka uang antipati.

Dan memang demikian menyataannya bahwa belum sempat seluruh masyarakat diyakinkan bahwa Ahok adalah sosok yang sangat baik dan tepat untyuk dipilih sebagai Gubernur Jakarta. Mungkin mereka belum sempat tergarap, ataumerupakan kelompok yang terlanjur dibuat tersinggung oleh Ahok, karena jika Ahokberbicara umumnya sangat pedas.

AGAR TAK KEHILANGAN MUKA



Agar tak kehilangan muka, beberapa hari setelah diyakini bahwa dalam Pilkada DKI yang diselenggarakan awal April 2017,  akan seperti Pilkada terdahulu, bahwa tak pernah Calon petahana memenangi Pilkada, mereka selalu keluar sebagai pecundang. Sekalipun usaha calon petahana Basuki-Jarot telah berusaha maksimal, tetapi walaupun demikian pemegang mata pilih DKI Jakrta adalah terkenalsangta kritis, masih saja mereka tak ingin dipimpin dua kali oleh pasangan yang sama. Pasangan petahana gagal dan Anis-Sandi  muncul sebagai pemenang.

Kemunculan dadakan ribuan karangan bunga papan akan sangat dimaklumi, nikmatisaja keindahannya, baik rupa maupun kata kata yang indah indah tentunya. Walaupuin tersebar infor yang tak jelas mengatakan bahwa semula bunga bunga itu dipesan dalam rangka perayaan kemenangan, tetapi dengan gagalnya calon petahana ternyata, pemilik usaha bunga tak mau mengagalkan kontrak, bunga hraus tetap dibuat, yang apa boleh buat kalau memang demikian adanya. Tetapi belakangan justeru banyak bermunculan karangan bunga yang berisi meme, kata katanya mulai nakal, bikin lucu lucu, ini dapat membuat asyik masyuknya hubungan antara yang dicinta dengan yang mencinta.

Yang paling konyol, dan banyak yang menyebutnya sontoloyo, adalah ketika tanggal 1 Mei 2017 terjadi demo buruh, ada sebagain peserta demo dengan dalaih membantu Pemda melakukan pembersihan, ternyata mereka membakar bunga bunga itu, sehingga sebagain bunga yang menang tidak ada rasa harum itu menjadi layu seketika itu juga. Bungapun sirna dengan seribu kata, ada yang menangis, ada yang tertawa, ada yang mencibir, ada sekedar merasa lucu saja. Nasib bunga memang tiada lama.


MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...