Rabu, 06 Juni 2018

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA



kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berdarah yang dikenal dengan G 30 S PKI, nampaknya baru diterima pada saat Rejim Jokowi berkuasa. Mungkin ketidaksukaan Megawati terhadap Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah karena Mendiang Presiden Sokarno yang sekaligus sebagai orang tua Megawati sedikit terusik dan tersudutkan, karena pada saat itu sel;aku Presiden Sukarno tak berkenan membubarkan PKI dan sekaligus menetapkan PKI sebagai Pemberontak.

Jika dahulu Kesaktian Pancasila merupakan hari tertinggi bagi Pancasila. Maka oleh Presiden  Jokowi secara sepihak telah menetapkan bahwa Kelahiran Pancasila adalah tanggal 1 Juni merupakan hari kelahiran Pancasila dan Pemerintah telah menetapkan sebagai hari libur. Jelas masalah ini berhasil memancing kontroversi karena rumusan Pancasila pada pada saat itu sangat berbeda dengan Pancasila yang dikenal oleh Bangsa utamanya Generasi muda, rumusan Pancasila per 1 Juni yang diajukan Sukarno sejatinya masih dalam proses penggodokan, ibarat orok masi ada dalam rahium ibu. Bagaimana mungkin seseorang yang masih

Senin, 15 Mei 2017

Vonis 2 Tahun Penjara Untuk Ahok



Vonis 2 tahun penjara bagi Ahok sungguh tak terduga, bukan karena tuntutan tak memenuhi persyaratan, bukan tak ada fakta sidang yang memberatkan, bukan tidak ada pendapat ahli yang mendukung. Semua ada dan semua kuat. Hanya saja sebelkumnya Jaksa Penunutut Umum hanya menuntut 1 tahun penjara dan 2 tahun masa percobaan. Maka berdasarkan kebiasaan, Hakim mentapkan fonis sekitar separuh tuntutan JPU, dengan demikian Ahok berpotensi dibebaskan dari segala tuntutan, atau sama dsngan JPU.

Baik Tim Pembela Ahok dan Ahokers terbuai oleh tuntutan yang tak rasional oleh JPU, JPU banyak mengabaikan fakta persidangan dan bahkan sudah bersikap seperti Pembela layaknya, dan ikut ikut menyalahkan Bun Yani, Pahal kasus Bu Yani adalah kasus lain. Maka ketika hakim membacakan vonis, dengan menyatakan bahwa kesalahan Ahok yang telah dituduh menistakan agama dinyatakan sebagai bukti yang syah, dan tuntutan itu adalah sesuai dengan pengaduan awal, yang banyak diabaikan oleh JPU itu, tak pelak menjaebabkan pihak Ahok terhenyak.

Vonos itu serasa bagaikan mimpi, sangat tidak diduga Hakim memvonos dengan hukuman yang lebih berat dari tuntutan JPU  wajar, logis, tetapi sangat tak lazim. Pas ketika palu diketukkan para Ahokers sedang asyik berjoget ria, mareka baru tahu sekitar sepuluh menit kemudian. Sungguh tragis Ahol langsung diperitahkan untukmasuk penjara.

APRESIASI KEPIMPINAN AHOK BAGI MASYARAKAT



Magnit Ahok dan dukungan keuangan membuat Ahok nampak perkasa, jauh di atas pesaingnya, jauh waktu sebelum tahapan Pilkada di mulai Ahokers, teman teman Ahoks telah diberdayakan, sebagai tim sukses Ahok maka selayaknya mereka paling sedikit diberikan dana Rp.500.000,00- (lima ratus ribu rupiah)  sedang bagi penanggungjawab atau diserahi beban yang lebih berat tentu dilebihkan. Masalah pembiayaan berjalan rapi hanya sesekali kabar sumbang yang keluar, namun secepat kilat bisa diselesaikan. Tim Ahok memang luar biasa, sekalipun belum memiliki pasangan.

Daya kerja mereka luar biasa mereka mampu mengumpulkan hingga jutaan KTP pendukung pada saat itu, sehingga bila ada ratusan setiap hari warga mendatangi Balaikota pasca kekalahan di Pilkada maka itu adalah wajar saja. Ternyata mereka bukan saja dari jakarta, tetapi juga luar Jakarta dan bahkan luar negeri, konon katanya banyak sekali mereka yang berada di luar negeri  minta dipesankan karangan bunga untuk Ahopk-Jarot, maka wajar saja bila sebagian besar karangan bunga yang berdatangan adalah NN (No Name)

Bagitu dicintainya Ahok oleh para pemilihnya, yang ternyata bukan hanya pemilih Ahok, tetapi sesungguhnya mereka itu adal;ah pemuja Ahok, Mereka terdiri dari pemuja fanatik, yang nampaknya sanggup berkorban untuk Ahok. Ahok di mata mereka adalah sebagai sosok yang bersih, cerdas dan Tegas. Sayang Ahok kurang ramah, senang menista dan bahkan menghina, sehingga tifdak sedikit mereka uang antipati.

Dan memang demikian menyataannya bahwa belum sempat seluruh masyarakat diyakinkan bahwa Ahok adalah sosok yang sangat baik dan tepat untyuk dipilih sebagai Gubernur Jakarta. Mungkin mereka belum sempat tergarap, ataumerupakan kelompok yang terlanjur dibuat tersinggung oleh Ahok, karena jika Ahokberbicara umumnya sangat pedas.

AGAR TAK KEHILANGAN MUKA



Agar tak kehilangan muka, beberapa hari setelah diyakini bahwa dalam Pilkada DKI yang diselenggarakan awal April 2017,  akan seperti Pilkada terdahulu, bahwa tak pernah Calon petahana memenangi Pilkada, mereka selalu keluar sebagai pecundang. Sekalipun usaha calon petahana Basuki-Jarot telah berusaha maksimal, tetapi walaupun demikian pemegang mata pilih DKI Jakrta adalah terkenalsangta kritis, masih saja mereka tak ingin dipimpin dua kali oleh pasangan yang sama. Pasangan petahana gagal dan Anis-Sandi  muncul sebagai pemenang.

Kemunculan dadakan ribuan karangan bunga papan akan sangat dimaklumi, nikmatisaja keindahannya, baik rupa maupun kata kata yang indah indah tentunya. Walaupuin tersebar infor yang tak jelas mengatakan bahwa semula bunga bunga itu dipesan dalam rangka perayaan kemenangan, tetapi dengan gagalnya calon petahana ternyata, pemilik usaha bunga tak mau mengagalkan kontrak, bunga hraus tetap dibuat, yang apa boleh buat kalau memang demikian adanya. Tetapi belakangan justeru banyak bermunculan karangan bunga yang berisi meme, kata katanya mulai nakal, bikin lucu lucu, ini dapat membuat asyik masyuknya hubungan antara yang dicinta dengan yang mencinta.

Yang paling konyol, dan banyak yang menyebutnya sontoloyo, adalah ketika tanggal 1 Mei 2017 terjadi demo buruh, ada sebagain peserta demo dengan dalaih membantu Pemda melakukan pembersihan, ternyata mereka membakar bunga bunga itu, sehingga sebagain bunga yang menang tidak ada rasa harum itu menjadi layu seketika itu juga. Bungapun sirna dengan seribu kata, ada yang menangis, ada yang tertawa, ada yang mencibir, ada sekedar merasa lucu saja. Nasib bunga memang tiada lama.


Minggu, 16 April 2017

NALURI KEMANUSIAAN AHOK JAROT TERSENTUH



Sebagaimana layaknya Pilkada di berbagai Provinsi lainnya maka Pilkada DKI pun demikian adanya, bagi Paslon yang memang memiliki persiapan dana eksrta maka momen Pilkada adalah momen yang penting untuk menyalurkan rasa kemanusiaan. Itu yang dialami oleh Ahok - Jarot sebagai calon petahana Pilkada DKI yang insya Alaah akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Tetapi tentunya hasil dari Paslon ini rajin belusukan, baru diketahui betapa banyaknya rakyat yang hidup menderita. Rasanya tak tertahankan lagi untuk menunggu usai Pilkada, ingin sekarang sekarang juga memberikan bantuan sembako kepada masyarakat, untuk sedikit meringankan beban keseharian mereka sebagai rakyat miskin.














Memang bila mengikuti aturan yang ada yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan adalah terkategori larangan, tetapi kenyataannya masyarakat menerima dan memang merasakan kemanfaatan dari aktiitas bagi bagi semabko. Tampak di wajah masyarakat yang tergambar sumringah menandakan bahwa momen ini sangat di tunggu, itu yang membuat naluri kemanusiaan Ahok Jarot serasa tak tertahkan untuk menunggu pembagian sembako seusai Pilkada.

Prinsip mulia Ahok Jarot, bahwa bagi bagi sembako itu adalah pekerjaan mulia, anda harus yakin itu, bila tidak percaya maka cobalah lakukan pembagian sebako disembarang waktu saja, di luar masa Pilkada, coba perhatikan respon masyarakat, pasti mereka akan menunjukkan kepuasan, apalagi memang agamapun mengajarkan bahwa dari penghasilan yang didapatkan oleh seseorang maka ada 12,% itu harus dibagi bagikan. Maka seyogyanya masalah pembagian sembako ini, sekalipun dilakukan pada masa minggu tenang itui tak perlu dipersoalkan. Bagi pasangan Ahok Jarot, kalah Pilkada tidak masalah, yang penting niat untuk berbuat baik kepada masyarakat tersekenggarakan.

Kita bisa memahami bila seusai aktivitas kampanye sebagai Paslon Pilkada DKI yang banyak melakukan blusukan blusukan, terkaget kaget menyaksikan betapa banyaknya rakyat yang sedang menderita. Itulah banrangkali mengapa naluri kemanusiaan paslon Ahok Jarot terasa tak sabar ingin membagikan sembako, untuk menghindari kesalahpahaman dengan pihak Bawaslu maka konon Kepolisianpun mengawal gerakan kemanusiaan ini, tidak ada maksud Ahok Jarot melanggar aturan yang ada, tetapi memang masyarakat sangat membutuhkan bantuan itu.

Mungkin sudah menjadi darah daging Ahok Jarot yang tidak pernah tega melihat rakyat menderita, Apakah ini benar benar demikian adanya, atau tak lebih dari kamapanye murahan yang sangat tidak mendidik masyarakat, perlu waktu. Harus kita lihat apakah selesai Pilkada nanti kegiatan mulia ini masih diteruskan atau justeru terhenti. Manakala berhenti, maka berarti takubahnya pasangan Ahok Jarot ini tak lebih dari penipu, yang sejatinya adalah sampah masyarakat juga.

Rabu, 22 Maret 2017

MOBIL PRESIDEN MOGOK ? BELI AJA YANG BARU.



Mobil Presiden mogok di Kalimantan, konon bukan kali pertama. Konon mobil itu adalah mobil bekas, yaitu bekas dipakai oleh Presiden terdahulu. Jika mobil mnerk itu sering mogok, maka beli aja yang baru dan belilah merek lain atau setidaknya tahun produksi yang lain yang lebih baru. Presiden pakai mobil buruk, seken atau murahan memang itu menunjukkan bahwa Presiden Jokowi adalah sosok sederhana dan pro rakyat. Tetapi bila dengan kesederhanaan itu lamu mobil Presiden Jokowi akan terlihat mogok di mana mana, maka selain membahayakan keselamatan Presiden, maka hendaklah diketahui bahwa di mata rakyat Presiden RI menggunakan mobil jago mogok sama saekali tidak membanggakan. Karena kesderhaan yang dikehendaki oleh rakyat adalah kesederhanaan yang mensejahterakan rakyat, karena sama sama menderita bukanlah situasi yang ideal bagi kita bersama. Jadi jika mobil Presiden akan mogok di mana mana, maka beli saja lagi yang baru dan lebih baik kondisinya. Semiskinnya kita masih lebih dari mampu membelikan Presiden mobil baru.

Tidaklah perlu rasanya ada upayamenggerakkan masyarakat untuk pungut sumsuman, untuk sekedar membelikan mobil bagi Presiden, apalagi bila uang itu juga akan dipungut dari sumbangan rakyat kecil, sudah cukup rasanya susahnya kehidupan rakyat kecil, jangan pula diberati dengan memungut sumbangan dari penghasilan mereka yang memang tak seberapa. Jangan pula memberikan kesempatan mereka yang beruang untuk membiayai pembelian mobil, karena keuntungan akan didapatkan secara kurang adil baik itu keuntungan politis.

Bukankah kita dahulu juga masyarakat menolak niat baik beberapa orang sukses yang ingin berpartisipasi untuk membuatkan asrama dan Perumahan bagi TNI, Pada saat itu pihak yang menolak intinya tiodak ingin Pemerintah akan terbelenggfu dari bantuan itu, karena memang juga tak tertutup kemungkinan mem,ang berlatar belakang tertentu.

Sebaiknya untuk kali inipun kita harus menolak manakala ada pihak swasta yang ingin berpartisipasi membelikan kendaraan mobil bagi Presiden bukan karena kita telah menuduh ada niat mengambil keuntungan, tolak saja kita anggap kurang mendidik.

Selasa, 31 Januari 2017

Mempolisikan Ulama Bisa Jadi Trend

Ada gejala ulama  akan menjadi sasaran dalam programbesar melumpuhkan Islam dari dunia politik Nasional. Upaya pelemahan ulama yang memang diupayakan sejak Pemerintahan Orde Lama ini nampaknya akan berlangsung terus, bahkan akhir akhir ini gejala itu menunjukkan adanya trend meningkat, namapaknya memang ada pihak pihak yang memang sengaja mencari cari keslahan berbagai ulama dimanapun, yang mungkin pada suatu saat dapat dimanfaatkan atau diberikan keoada pihak pihak yang memang membutuhkan. Mungkin tren pilitik, namun tak salahnya para ulama akan lebih berhati hati, dalam segala hal, karena nampaknya ada pemikiran bahwa ulama itu adalah menjadi pihak yang harus dilumpuhkan sebelum melumpuhkan yang lain dalam hal berpolitik.

Anjuran kita mulai sekarang berhati hatilah dengan nomor HP, jangan sampai terlalu banyak yang tahu, sehingga siapapun dapat menghubungi nomor itu, bila perlu tidak memiliki no Hp kecuali untuk kepentingan kel;uarga. Dalam kemajuan dunia IT dan alat komunikasi yang satu ini bukan tidak mungkin ada pihak poihak yang mampu mengakses sejmlah alat  sehingga dapat mengetahui aktivitas HP seluler milik ulama.

Hati hati dalam berfoto, jangan gampang bersedia foto bersama orang orang yang tak dikenal secara dekat dan pribadi, bisa saja suatu saat foto itu diedit dan dimanfaatkan untuk kentingan tertentu, Kenajuan teknologi informasi ini dapat merekayasa dan mengedit foto dengan hasil tak jauh berbeda dengan aslinya.

Jangan gampang menerima jabatan Pemerintahan dan semacamnya, bisa jadi ada pejabat yang hilaf dalam menggunakan dana sehingga bisa saja tersangkut sangkut dalam pertanggungjawaban penggunaan dana tersebut, dan bisa jadi pula yang sejati tidak ada sangkut paut tetpi bisa saja  dikait kait kan.

Jangan gampang menerima dana bantuan APBN ataupun APBD, kalaupum diterima maka lengkapilah administrasinya, lalu simpan sebagai file yang penting, jangan sampai nanti pada suatu saat kita dianggap telah menghabiskan dana APBn APBD secara tak bertanggung jawab.

Semua kekayaan pribadi, pondok pesantren, madrasah atau sekolah, yayasan dan apapun namanya yang masih terkait dengan kewgiatan sebagaio ulama, maka upayakanlah surat surat selengkap dan sejelas mungkin, Bisa saja nanti pada suatu saat kita akan bersengketa dengan orang orang yang bisa jadi memang mencarai cari perkara, sehingga kepemilikan dan kekayaan itu milik kita atau lembaga untuk kepentingan agama, beralih menjadi milik pribadi.

Tentu banyak lagi yang lain yang membutuhkan kehati hatian kita, karena nampaknya ulama sudah mulai akan dijadikan sasaran antara untuk mencapai kepentingan kekuasaan. Tidak salahnya kita lebih berhati hati.

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...