Selasa, 15 Januari 2013

Disdikbudpora Harus Berbenah!


METRO – DPRD Kota Metro cukup kaget terhadap pencapaian Evaluasi Diri Sekolah dan Monitoring Sekolah oleh Perangkat Daerah (EDS-MSPD) 2012. Ini merupakan pukulan berat untuk mengingatkan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Disdikbudpora) Kota Metro berbenah. Bahwa, konsep yang ada saat ini jauh dari kata standar kelaikan.

’’Terlepas dari eror tidaknya penilaian itu, jelas ini sesuatu yang cukup mengejutkan. Bayangkan saja, mutu sekolah jauh dari kata standar. Ini memang membuka mata semua pihak bahwa visi pendidikan yang ditonjolkan masih banyak kelemahannya,’’ ujar anggota Komisi II DPRD Kota Metro Nasrianto Effendi kepada Radar Lampung kemarin (14/1).

Legislator dari PKS itu mengatakan, selama ini banyak masukan dari orang tua wali murid terhadap kegiatan belajar-mengajar yang cenderung merugikan anak didik dan orang tua. Salah satu contohnya adalah pemberlakuan les atau tambahan belajar akibat tidak tercapaikan kurikulum yang diajarkan di sekolah.

’’Kalau les tidak membebani murid, tidak masalah. Yang jadi persoalan banyak sekolah memungut biaya. Ini yang kerap memberatkan orang tua. Pendidikan memang mahal, tetapi harus ditempatkan pada sisi objektif,’’ imbuh anggota Dewan Pendidikan Kota Metro itu.

Persoalan lain yang kerap muncul, adalah sikap transparansi penggunaan anggaran APBN maupun APBD provinsi yang menjadi bagian dari Disdikbudpora dalam menggunakannya. ’’Sama sekali kita tidak pernah diberikan laporan dalam hal pencapaian penggunaan anggaran, termasuk gelontoran anggaran APBN maupun APBD. Ini yang cukup menyulitkan kami dalam memberikan masukan,’’ ungkap Nasrianto.

Kritik lain yang perlu dibenahi adalah konsep pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) yang kerap tidak diketahui oleh komite sekolah. ’’Komite kerap tidak dilibatkan dalam pembahasan. Penarikan anggaran pun terkadang tidak dilibatkan. Ini yang sering menuai protes. Laporan kerap kali masuk meja kami, dan tak jarang pula kami mengingatkan kepada sekolah termasuk satker untuk lebih profesional, melangkah sesuai dengan mekanisme dan aturan,’’ tandasnya.

Sekadar diketahui, hasil EDS-MSPD cukup mengejutkan. Sejumlah sekolah di Kota Metro belum memenuhi standarisasi. Hasil penilaian itu pun dinilai kontradiktif. Kadisdikbudpora Metro Masnuni berpendapat EDS eror sebab hasilnya tak masuk akal.

’’Contohnya SMP Muhammadiyah 4 di Purwosari. Nilainya lebih tinggi dari SMPN 1 dan SMPN 4. Kan ngak masuk akal. Padahal dalam berbagai hal, tentu lebih baik SMPN 1 dan SMPN 4,’’ jawab Masnuni.

Ia pun menilai, input data operator sekolah yang eror. Jadi apa pun bentuknya, hasil penilaian EDS tidak bisa jadi pedoman. ’’Jelas itu tidak jadi pedoman. Karena hasil penilaiannya tidak masuk akal,’’ tandas Masnuni.

Berdasarkan EDS-MSPD 2012 menunjukkan angka yang cukup mengejutkan. Mutu pendidikan di Kota Metro jauh dari kata standar. Dari delapan standar mutu pendidikan belum terpenuhi. Baik menyangkut standar isi, pokok, proses, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, maupun pengelolaan dan pembiayaan pendidikan. (ful/p7/c3/adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...