Selasa, 18 Desember 2012

Inilah Tampang Tan Sri Zainuddin Penghina BJ Habibie


Indonesia mengutuk keras sikap mantan Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainuddin yang menyebutkan mantan Presiden BJ Habibie sebagai pengkhianat bangsa.

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto menyebut tulisan Zainuddin sebagai bentuk penghinaan yang luar biasa.

"Menyebut mantan Presiden Habibie sebagai pengkhianat adalah penghinaan yang luar biasa dan tuduhan serius. Habibie adalah Presiden pertama di era reformasi yang banyak jasanya bagi keterbukaan, demokratisasi dan terwujudnya sistem multipartai," ucap Bima Arya di Jakarta, Rabu (12/12).

Menurut Bima, apapun motif politik dari mantan menteri Malaysia tersebut, kita tidak boleh terlalu permisif. "Ini adalah sejarah bangsa dan kehormatan bangsa," tuturnya.

Bima menegaskan, tak ada etikanya seorang tokoh Malaysia bicara ngawur tentang sejarah kita. Untuk itu, kata dia, Indonesia terus tuntut yang bersangkutan untuk minta maaf dan kantor perwakilan kita di Kuala Lumpur harus tegas bersikap untuk menyampaikan nota dan protes keras.

"Selain itu, kita juga meminta pimpinan UMNO untuk menegur yang bersangkutan. Saya kasihan dengan penguasa dan politisi-politisi Malaysia yang panik dengan arus reformasi yang mereka hadapi sampai membawa-bawa mantan Presiden Habibie yang terhormat dalam manuver politik mereka," ujar Bima.

Hal senada dikatakan Jusuf Kalla. Menurut JK tulisan yang menyerang BJ Habibie sangat tidak etis. "Ya tidak etis karena dia berbicara seperti itu," ucap JK, di Jakarta, Rabu (12/12).

Meskipun demikian, JK berujar agar Indonesia tidak perlu reaktif menyikapinya. "Nggak perlu perang lah. Kita juga sering berbuat seperti itu," tuturnya.

Sementara Zainuddin Maidin menolak untuk menyampaikan permintaan maaf terkait pernyataannya yang telah menghina Presiden RI Ketiga. BJ Habibie, dengan kata-kata penghinaan bahwa Habibie adalah ‘Anjing Imperialis’, ‘Pengkhianat bangsa’, ‘egois’ dan ‘memualkan’! Justru ia mengaku dirinya merasa tidak bersalah, bahkan merasa puas atas pernyataannya tersebut.

“Saya merasa puas dan tak merasa untuk minta maaf karena pandangan saya benar,” tandasnya saat ditanyai wartawan dari berbagai media.

Ia menjelaskan pernyataanya mengenai Habibie yang menganggapnya sebagai penghianat bangsa, bahwa saat menjabat Presiden RI, Habibie telah menyebabkan Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengetahuan lainnya tentang Habibie diperolehnya dari hasil pembicaraannya dengan orang Indonesia sendiri.

“Banyak orang sebut zaman Pak Harto lebih baik, mudah cari uang, Indonesia lebih bahagia dan gemilang,” ungkapnya mengutip ucapan supir taksi asal Indonesia.

Terkait tulisannya yang menimbulkan reaksi keras rakyat Indonesia, dirinya mengaku tidak tahu dan tidak terpikirkan. Karena menurutnya, pernyataanya itu adalah agar pihak lain memahami bahwa bangsa Melayu tidak suka bangsa asing ikut campur dalam politik negaranya.

Sebelumnya BJ Habibie diundang oleh pemimpin oposisi Malaysia, yakni Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, untuk memberikan ceramah di Universiti Selangor.

Maidin sendiri tidak hadir dalam acara tersebut dan tidak tahu apa yang disampaikan oleh Habibie dalam forum tersebut. Ia mengaku hanya mendapatkan informasi dari sejumlah media yang dibacanya.

“Saya memang tidak hadir dalam acara tersebut, tapi saya baca dari media online,” ungkapnya.

Penghinaan Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainuddin Maidin terhadap Presiden RI III BJ Habibie semakin meyakinkan bahwa selama ini negara jiran tersebut memandang remeh Indonesia.

Makanya, tidak ayal, berbagai kekerasan dialami oleh Tenaga Kerja Indonesia. Karena, pernyataan Zaindduddin Maindin tersebut adalah simbol kesadaran kolektif para elit Malaysia dalam memandang Indonesia.

"Kalau elitnya saja sudah berpikir negatif melihat Indonesia, bagaimana dengan warga biasa yang pengetahuan tentang Indonesia serba terbatas," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dr. Saleh P. Daulay, Kamis, (13/12).

"Lihatlah, misalnya, kasus iklan TKW, pemerkosaan TKW oleh polisi Malaysia, dan rekaman supporter Malaysia yang menghina Indonesia," ungkap Saleh menambahkan.

Karena itu menurut Saleh, pernyataan Zainuddin Maidin tersebut tidak boleh dipandang enteng. Sebab, bila cara pandang seperti ini dibiarkan dan tidak diluruskan, dipastikan penghinaan-penghinaan terhadap pemimpin, simbol negara, dan kehormatan bangsa Indonesia akan semakin merebak di kemudian hari. Dalam satu bulan terakhir ini, sudah banyak kasus yang merendahkan Indonesia.

Makanya, terhadap semua kasus itu, Indonesia semestinya tidak berdiam diri. Harus ada upaya nyata untuk mengingatkan otoritas Malaysia agar tidak lalai dalam membina warganya. "Sesekali, perlu dilayangkan nota protes dan juga tindakan diplomatik lainnya," imbuhnya.

Tan Sri Zainuddin Maidin (lahir 29 Juni 1939; umur 73 tahun) adalah politikus Malaysia dan mantan Menteri Penerangan dalam Kabinet Malaysia. Ia juga merupakan mantan Pemimpin Redaksi surat kabar Utusan Melayu, surat kabar berbahasa Melayu paling populer di Malaysia. Pada pemilihan umum ke-12 Malaysia, ia dikalahkan menduduki kursi parlemen Sungai Petani oleh Datuk Johari Abdul dari Parti Keadilan Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...