Senin, 17 Desember 2012

Jika Tidak Minta Maaf, Tempo Akan Dibawa ke Ranah Perdata Print


Direktur Eksekutif Freedom Institute, Rizal Mallarangeng menegaskan, kalau Tempo tidak meminta maaf atas dimuatnya karikatur wajanya di cover story edisi 17-23 Desember 2013 maka ia akan membawa hal ini keranah perdata. "Besok, Selasa (16/12) saya akan membawa ini ke kode etik dewan pers, mudah-mudahan ada penyelesaian. Kalau tidak, saya akan membawanya ke ranah pidata, " tegas Rizal kepada wartawan, Senin (15/12).

Format permintaan maaf, ujar pria yang akrab disapa celi ini adalah, memasukannya secara utuh dalam satu halaman penuh majalah serta koran-koran terkemuka. "Dikedepannya Tempo juga harus bantu Univesitas Hasanudin, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia untuk membantu profesi kewartawanan," jelasnya.

Sebelumnya pada Cover Story majalah Tempo edisi 17-23 Desember 2013 terlihat wajah Celi bersama dua saudara kandungnya yakni Andi Mallarangeng dan Andi Zulkarnaen Mallarangeng memegang karpet dollar. Dua saudaranya tersebut kerap disebut dalam kasus korupsi proyek pusat olahraga Hambalang. Dengan gambar seperti ini, celi merasa dirinya ikut diseret dalam kasus korupsi triliunan rupiah. Tempo, menurutnya tidak punya dasar yang kuat untuk memasukan karikatur wajahnya. "Saya tidak tuntut isinya. Setiap orang normal akan melihat Rizal juga terlibat dan terlalu berani menuduh orang dengan dasar yang tidak kuat. Urusannya apa majalah Tempo," pungkasnya. (WFz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...