Minggu, 14 Oktober 2012

PERAN WANITA ISLAM MENURUT QARDHAWI

PERANAN WANITA DAN KEBANGKITAN UMMAT ISLAM MASA KINI
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
  
 
 
PERTANYAAN
 
Apakah benar ada masa kebangkitan bagi ummat Islam?
 
Jika ada, bagaimana peranan wanita dalam Islam  secara  umum
dan   pandangan   terhadap  wanita  karier,  dan  bagi  yang
berpendidikan tinggi pada khususnya?
 
JAWAB
 
Tidak dapat diragukan  lagi,  bahwa  kita  hidup  dalam  era
kebangkitan  Islam, setelah sekian lama kaum Muslimin berada
dalam keadaan tidak sadar  dan  lelap  dalam  tidurnya  yang
berkepanjangan,    seperti   halnya   kaum   Kahfi,   dimana
musuh-musuh mereka mengintervensi dari Barat, Timur, Selatan
dan  Utara.  Kemudian  menjajah  dan  menguasainya, sehingga
dengan mudah menjatuhkan mereka dari agamanya, yaitu  Islam.
Lalu   diganti   secara   paksa   peraturan-peraturan  baru,
hukum-hukum baru, baik dalam masalah politik maupun sosial.
 
Hal-hal yang demikian itu terjadi pada  saat  kaum  Muslimin
dalam   keadaan  tidak  sadar.  Kemudian  berkat  perjuangan
ahli-ahli fiqih dan dakwah, maka terjadilah pembaruan  untuk
membangun pusat dakwah Islamiah dan perorangan di mana-mana.
 
Dengan  takdir  Allah,  maka  terjadilah  kebangkitan  ummat
Islam. Hal ini sudah  biasa  bagi  ummat  Islam  dan  sesuai
dengan  sifatnya,  bahwa  ummat  Islam  tidak  mungkin  mati
selamanya, tanpa  bangkit  kembali.  Karenanya,  agama  yang
hidup  mengharuskan  ummatnya  hidup;  dan  Allah swt. dalam
setiap  masa  selalu  mengangkat  seseorang,  untuk  membawa
keharuman agama bagi ummatnya.
 
Dalam  setiap  masa  selalu  timbul  di  tengah-tengah ummat
Islam, orang-orang  yang  membela  kebenaran,  walau  bahaya
menentangnya,  sampai  datangnya hari Kiamat. Maka dari itu,
keluarlah  suara-suara  untuk  mengajak  bagi  ditegakkannya
kebenaran  dan dipraktekkannya agama Islam secara utuh serta
pembaruan, sebagaimana dapat dirasakan seperti sekarang ini.
 
Sebenarnya, kebangkitan ini meliputi semua  aspek.  Sebagian
orang  mengira  di  saat  permulaan  hanya  suara  saja yang
timbul, disebabkan oleh  perasaan  dan  semangat.  Sementara
kenyataan  menjadi  sebaliknya,  setiap waktu bertambah kuat
semangat yang menyala, perasaan yang hidup  dalam  kesadaran
pada  agama  tersebut,  dan  kebangkitan berdasarkan pikiran
yang sehat, setelah  lama  hidup  jauh  dari  kemurnian  dan
kebenarannya.  Sadar  akan  akibat dan keadilannya di segala
bidang.
 
Sungguh telah berubah  semua  perasaan  dan  simpatik,  yang
dulunya   di   bawah   naungan   gerakan   Nasionalisme  dan
Sosialisme,   serta   lain-lainnya,   dari    aliran    yang
bertentangaan   dengan  agama.  Maka,  pikiran-pikiran  yang
semula dipengaruhi oleh  paham-paham  yang  bukan  bersumber
pada  Islam, karena belum paham terhadap Islam, sekarang ini
mereka sadar akan kebenaran dan kemurnian dari ajaran Islam.
Mereka  paham  bahwa  Islam  itu  bukan  ibadat saja, tetapi
menyangkut  segi  akidah,  akhlak   yang   luhur,   muamalah
(jual-beli) yang baik, dan hukum-hukum yang telah ditetapkan
Allah. Bahkan Islam itu adalah amanat dan risalah yang dapat
mengatur kehidupan manusia sebelum lahirnya manusia, sesudah
lahir, ketika masih berupa janin, di waktu hidup dan  ketika
mati. Begitu juga di waktu bangkit kembali.
 
Kcbangkitan  ini  termasuk  kebangkitan berpikir. Kita telah
melihat buku-buku yang telah ditulis  oleh  ahli-ahli  pikir
dan  penulis-penulis  terkenal.  Di  mana-mana,  terutama di
perpustakaan, penuh dengan bermacam-macam buku  yang  dibaca
para  generasi  muda  Islam,  mulai  dari yang berpendidikan
rendah   sampai   yang    berpendidikan    tinggi,    mereka
mempelajarinya secara mendalam.
 
Adapun masa kemunduran dan bekunya pikiran adalah disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya ialah:
 
Pada  masa  itu  banyak  pikiran-pikiran  yang  condong  dan
menganggap harus ikut peradaban Barat di segala bidang.
 
Tiada jalan bagi kemajuan, kecuali mengambil peradaban Barat
secara keseluruhan, baik, buruk, pahit dan  manis.  Sehingga
para   simpatisan   giat   mencari  dalil  untuk  menguatkan
kedudukan dan peradaban orang  asing;  bahkan  hal-hal  yang
tidak  sesuai  dengan  peraturan mereka, dicela dan dianggap
tidak sempurna, misalnya dalam masalah talak, riba, poligami
dan sebagainya.
 
Sekarang  ini  lain  halnya,  semua  masalah dihadapi dengan
bahasa ilmiah dan pikiran yang sehat, walaupun mereka  dalam
masa  kemajuan telah mencapai bulan dan dengan mudah manusia
dapat menikmati hidup yang mewah, tetapi mereka gagal  dalam
membina   ketenangan  jiwanya.  Mereka  hanya  memperhatikan
sarana bagi sesuatu, tetapi mereka mengabaikan tujuan  luhur
dari kehidupan ini, dan itu hanya bisa diarahkan oleh Islam.
 
MASALAH YANG TIDAK DAPAT DIJAWAB
 
Peradaban  masyarakat  Barat tidak dapat menjawab pertanyaan
berikut ini: Untuk apakah manusia ini hidup, dari  mana  dan
hendak ke mana mereka pergi?
 
Peradaban   Barat   tidak   dapat  memberi  kebahagiaan  dan
kesejahteraan bagi manusia. Maka Islamlah satu-satunya agama
alternatif    yang   dapat   mengungkapkan   kelemahan   dan
ketidakmampuan mereka dalam menghadapi  tantangan  kehidupan
yang  menuju  ke  arah  kesejahteraan  di  dunia  maupun  di
akhirat. Islamlah yang dapat menjawab dan  memecahkan  semua
permasalahan, baik masalah politik, sosial dan lainnya.
 
PERANAN KAUM INTELEKTUAL
 
Perhatian  akan  masalah-masalah  Islam  tidak saja terbatas
kepada orang-orang berusia lanjut, bahkan tampak lebih besar
perhatian   semangatnya   di   kalangan   para  pelajar  dan
ilmuwannya,  baik  laki-laki  maupun  wanita.  Mereka   giat
mempelajari  masalah-masalah  Islam  dan mempraktekkannya di
masjid dan tempat-tempat ibadat lainnya yang selalu dipenuhi
oleh segenap lapisan ummat Islam.
 
PERANAN WANITA
 
Jika  kita  membaca Al-Qur'an, maka dapat kita ketahui bahwa
penciptaan Nabi Adam as. bersamaan  dengan  ibu  Hawa,  yang
berfungsi sebagai istri dan kawan hidup beliau.
 
Kita  mengetahui  kisah  istri  Fir'aun, yang dapat mencegah
Fir'aun  dalam  niatnya  untuk  membunuh   Nabi   Musa   as.
Sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt.:
 
  "Dan berkatalah istri Fir'aun, '(Ia) biji mata
  bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya,
  mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita
  pungut menjadi anak, sedangkan mereka tidak
  mzenyadari." (Q.s. Al-Qashash: 9).
 
Kita  simak  kisah  dimana  ada  dua  wanita di kota Madyan,
keduanya putri Asy-Syekh Al-Kabir,  yang  diberi  air  minum
oleh   Nabi   Musa   as.   Kemudian  kedua  wanita  tersebut
mengusulkan kepada ayahnya, supaya memberi pekerjaan  kepada
Nabi   Musa   as.   karena  beliau  memiliki  amanat  (dapat
dipercaya) dan fisiknya kuat. Sebagaimana yang tertera dalam
firman Allah swt.:
 
  "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata,
  'Wahai Bapakku, ambillah dia sebagai orang yang
  bekerja (kepada kita), karena sesungguhnya orang
  yang terbaik, yang kamu ambil untuk bekerja
  (kepada kita) ialah orang yang kuat dan dapat
  dipercaya'." (Q.s. Al-Qashash: 26).
 
Kita  simak  lagi  kisah  ratu  Balqis di negeri Yaman, yang
terkenal adil dan memiliki jiwa demokrasi. Ratu ini  setelah
menerima  surat  dari  Nabi  Sulaiman as. yang isinya seruan
untuk taat kepada Allah dan menyembah kepada-Nya,  lalu  dia
meminta  pendapat  kepada  kaumnya  dan  bermusyawarah untuk
mengambil sebuah putusan bersama.
 
Firman Allah swt.:
 
  "Berkata dia (Balqis), 'Hai para pembesar, berilah
  aku pertimbangan dalam urusanku (ini), aku tidak
  pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu
  berada dalam majelis(ku).'
 
Mereka menjawab,  'Kita  adalah  orang-orang  yang  memiliki
kekuatan  dan  (juga)  memiliki  keberanian  yang luar hiasa
(dalam peperangan), dan keputusan berada di  tanganmu;  maka
pertimbangkanlah   yang   akan   kamu  perintahkan'."  (Q.s.
An-Naml: 32-3).
 
Kemudian dia berkata,  sebagaimana  yang  telah  difirmankan
Allah swt.:
 
  "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu
  negeri niscaya mereka membinasakannya, dan
  menjadikan penduduknya yang terhormat jadi hina;
  dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat."
  (Q.s. An-Naml: 34).
 
Kesimpulan   dari   pendapat   ratu   tersebut  ialah  bahwa
penguasa-penguasa di dunia ini jika mereka hendak  menguasai
suatu  negeri,  maka  mereka  akan  merusak  dua  hal, yaitu
merusak negara dan moral penduduknya.
 
Oleh  karena  itu,  di  dalam  Al-Qur'an  telah   disebutkan
nama-nama wanita selain wanita-wanita yang tersebut di atas,
yang  ada   hubungannya   dengan   kisahnya   masing-masing.
Misalnya, ibu Nabi Isa as, Maryam Al-Batul.
 
PERANAN WANITA PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW.
 
Adapun  peranan wanita pada masa hidupnya Nabi Muhammad saw.
yang kita kenal ialah yang memelihara Nabi saw, yaitu Aminah
ibu  beliau;  yang menyusuinya, Halima As-Sa'diyah; dan yang
menjadi hadina (pengasuh) bagi beliau, Ummu Aiman r.a.  dari
Habasyah.
 
Nabi  saw.  telah  bersabda, "Bahwa dia adalah ibuku setelah
ibuku sendiri."
 
Kemudian kita  kenal  Siti  Khadijah  binti  Khuwailid  r.a,
wanita  pertama  yang  beriman dan membantunya, Siti Aisyah,
Ummu Salamah, dan lain-lainnya,  dari  Ummahaatul  Mukmtniin
(ibu  dari  kaum  Mukmin), istri-istri Nabi, dan istri-istri
para sahabat Rasulullah saw.
 
AKTIVITAS WANITA MASA KINI
 
Sebenarnya, usaha (kiprah) kaum wanita cukup  luas  meliputi
berbagai  bidang,  terutama  yang berhubungan dengan dirinya
sendiri, yang diselaraskan dengan Islam, dalam segi  akidah,
akhlak dan masalah yang tidak menyimpang dari apa yang sudah
digariskan atau ditetapkan oleh Islam.
 
Wanita  Muslimat  mempunyai   kewajiban   untuk   memperkuat
hubungannya   dengan  Allah  dan  menyucikan  pikiran  serta
wataknya dari sisa-sisa pengaruh pikiran Barat.
 
Harus mengetahui cara menangkis serangan-serangan  kebatilan
dan syubuhat terhadap Islam.
 
Harus     diketahui     dan     disadari     hal-hal    yang
melatarbelakanginya, mengapa dia harus menerima separuh dari
bagian  yang  diterima oleh kaum laki-laki dalam masalah hak
waris? Mengapa saksi seorang  wanita  itu  dianggap  separuh
dari  laki-laki?  Juga  harus  memahami hakikatnya, sehingga
iman  dan  Islamnya  bersih,  tiada   keraguan   lagi   yang
menyelimuti benak dan pikirannya.
 
Dia harus menjalankan secara keseluruhan mengenai akhlak dan
perilakunya, sesuai  dengan  yang  dikehendaki  oleh  Islam.
Tidak  boleh  terpengaruh  oleh  sikap  dan  perilaku wanita
non-Muslim atau berpaham Barat.  Karena  mereka  bebas  dari
pikiran  dan  peraturan-peraturan  sebagaimana yang ada pada
agama Islam. Mereka tidak terikat  pada  perkara  halal  dan
haram, baik dan buruk.
 
Banyak  diantara kaum wanita yang meniru mereka secara buta,
misalnya memanjangkan kuku yang  menyerupai  binatang  buas,
pakaian  mini,  tipis (transparan), atau setengah telanjang,
dan sebagainya. Cara yang demikian itu adalah  meniru  orang
yang buta akan hal-hal terlarang.
 
Nabi saw. telah bersabda:
 
  "Janganlah kamu menjadi orang yang tidak mempunyai
  pendirian dan berkata, 'Aku ikut saja seperti
  orang-orang itu. Jika mereka baik, aku pun baik;
  jika mereka jahat, aku pun jadi jahat.' Tetapi
  teguhkan hatimu dengan keputusan bahwa jika
  orang-orang melakukan kebaikan, maka aku akan
  mengerjakannya; dan jika orang-orang melakukan
  kejahatan, maka aku tidak akan mengerjakan."
 
PERANAN WANITA DALAM KELUARGANYA
 
Di  dalam  Al-Qur'an  telah  ditetapkan, semua penetapan dan
perintah ditujukan kepada kedua pihak, laki-laki dan wanita,
kecuali  yang  khusus  bagi  salah satu dari keduanya. Maka,
kewajiban  bagi  kaum  wanita  di  dalam  keluarganya  ialah
menjalankan apa yang diwajibkan baginya.
 
Jika dia sebagai anak, kemudian kedua orangtuanya atau salah
satunya menyimpang dari batas  yang  telah  ditentukan  oleh
agama,  maka dengan cara yang sopan dan bijaksana, dia harus
mengajak kedua orangtuanya kembali ke jalan yang baik,  yang
telah  menjadi  tujuan  agama,  disamping  tetap menghormati
kedua orangtua.
 
Wajib  bagi  setiap  wanita  (para  istri),  yaitu  membantu
suaminya  dalam  menjalankan  perintah agama, mencari rezeki
yang halal, menerima dan mensyukuri yang dimilikinya  dengan
penuh kesabaran, dan sebagainya.
 
Wajib  pula  bagi  setiap  ibu,  mengajar  anak-anaknya taat
kepada  Allah,  yakni  dengan  menjauhi   larangan-Nya   dan
menjalankan    perintah-Nya,   serta   taat   kepada   kedua
orangtuanya.
 
Kewajiban bagi setiap wanita  terhadap  kawan-kawannya  yang
seagama,  yaitu  menganjurkan  untuk membersihkan akidah dan
tauhidnya dari pengaruh di luar Islam; menjauhi  paham-paham
yang  bersifat  merusak  dan menghancurkan sendi-sendi Islam
dan  akhlak  yang  luhur,  yang  diterimanya  melalui  buku,
majalah, film, dan sebagainya.
 
Dengan   adanya   tindakan-tindakan   di  luar  Islam,  yang
ditimbulkan oleh sebagian kaum Muslimin terhadap wanita yang
kurang bijaksana dan insaf, maka hal inilah yang menyebabkan
terpengaruhnya   mereka    pada    peradaban    Barat    dan
paham-pahamnya.
 
Harus  diakui,  bahwa  hak-hak wanita di sebagian masyarakat
Islam belum diberikan secara penuh.
 
Harus diketahui pula, bahwa suara pertama dari  kaum  wanita
dalam  menguatkan  dakwah  dan  risalah  Muhammad saw. ialah
suara Khadijah binti Khuwailid r.a. kepada Rasulullah saw.:
 
  "Demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakan engkau
  sama sekali. Sesungguhnya engkau bersilaturrahmi,
  menghubungi keluarga dan mengangkat beban berat,
  memberi kepada orang yang tidak punya, menerima
  dan memberi (menghormati) kepada tamu, serta
  menolong orang-orang yang menderita."
 
Orang pertama yang berperan sebagai syuhada ialah  Ummu  Amr
binti  Yasir  Ibnu  Amar  yang  bernama  Samiah, dia bersama
suaminya disiksa,  agar  mereka  keluar  dari  agama  Islam.
Tetapi  mereka  tetap  bertahan dan sabar, sehingga dia mati
syahid bersama suaminya.
 
Ketika Rasulullah saw. melintasi mereka, dan melihat  mereka
dalam  keadaan disiksa, lalu Rasulullah saw. berkata kepada
mereka, "Sabarlah wahai Al-Yasir,  sesungguhnya  kita  nanti
akan bertemu di surga."
 
Keterangan: Artikel ini merupakan artikel lepas yang ditulis
oleh Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Dikutip dari Majalah "Al-Ummah,"
no.  66,  Pebruari  1986,  hlm.  40-5. Dimuatnya artikel ini
menurut hemat kami amat layak. (Penerjemah).
 
---------------------------------------------------
Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Cetakan Kedua, 1996
Penerbit Risalah Gusti
Jln. Ikan Mungging XIII/1
Telp./Fax. (031) 339440
Surabaya 60177

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...