Kamis, 31 Januari 2013

Jangan Hakimi PKS

FACHRUDDIN

Pemberitaan besar besaran dan berulang ulang yang dilakukan oleh media atas penangkapan Presiden PKS atas dugaan suap yang serupiahpun belum pernah diterimanya praktis telah menghakimi PKS sebagai Parpol yang hypokrit, didukung lagi oleh berbagai narasumber yang sejatinya telah memperburuk citra PKS di mata ummat. Terlepas nantinya apakah sidang akan berhasil mengungkap kebenaran atau tidak, maka praktis sejatinya hukuman itu telah ditancapkan secara sepihak oleh media massa, karena kesalahan yang diucapkan berulang ulang akan sama dengan kebenaran sejati.

Inilah nasib buruk sebuah partai yang sejatinya dilahirkan oleh sebuah pergerakan Islam modern di Indonesia, sekalipun partai bersangkutan konon telah menanggalkan azas keislamannya dan menggantinya dengan azas terbuka sebagaimana layaknya partai partai skulair lainnya, tetapi tetap saja hampir seluruh dari suara penunjang perolehan suara PKS adalah atas dukungan ummat Islam juga, hanya sedikit sekali suara non Muslim yang mendukung PKS. Vonis fersi media ini juga sejatinya bukan hanya vonis bagi PKS semata, tetapi juga sejatinya vonis bagi partai partai dukungan ummat Islam lainnya yaitu PPP, PKB dan PAN, walaupun diantara partai partai itu yang masih konsisten mempertahankan azas Islam adalah PPP.

Seorang narasumber di sebuah stasiun TV swasta memberikan penilaian yang sangat kejam sekali : Sikap tenang LHI di depan camera Tv digambarkannya bagaikan sikap sama seperti sikap dingin seorang tokoh antagonis di ;layar perak yang menghisap rokoknya dalam dalam dengan memakai popa dihadapan peristiwa pembunuhan keji yang dilakukan oleh anak buahnya. Na'uzubillahi minzalik, sejelek itukah LHI dimata orang orang, sebejad itukah seorang tokoh partai yang memperoleh dukungan ummat yang signifikan. Tentu saja PKS harus bekerja keras menentramkan para kadernya, tentu saja PKS harus bekerja keras untuk meyakinkan bahwa PKS masih konsisten dengan dengan tekadnya membangun partai yang bersih, kita semua berharap agar PKS mampu memulihkan kepercayaan kader dan ummat atas keintegritasan PKS dalam kancah politik itu.

Sebaiknya juga ini harus menjadi pelajaran baik oleh PKS dan partai partai dukungan ummat Islam lainnya, betapa pencitraan itu harus dijaga bersama, oleh para kader masing masing serta utamanya adalah para pimpinan partai disegala jenjangnya. Ambil contoh kaus Wanda Hamidah, kader PAN, seyogyanya lebih mampu menempatkan diri, dimana Ia boleh berada dan pukul berapa, bersama siapa dan seterusnya. Semoga ini menjadi kasus yang terakhir kali bagi partai partai dukungan ummat Islam.

Janganlah sekali kali kecewakan ummat yang telah menjatuhkan pilihannya kepada partai yang pernah menyatakan atau tetap menyatakan partai Islam, karena akan membuat ummat frustasi. Ummat akan mengalami kerugian yang sangat besar manakala tak ada partai Islam yang mendapatkan dukungan yang signifikan, karena pada saat saat yang kritis kepentingan ummat tidak akan terkawal dengan baik di level legislatief.

Jangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...