Minggu, 30 Juni 2013

Tangis Politik Pecah di Radar Lampung


 











Emosional: Cagub PAN Herman H.N. dan istri
 Eva Dwiana menangis saat mendaftar ke KPU Lampung. 
Begitu pun dengan cawagub PDIP Mukhlis Basri yang juga
 menangis dan ditenangkan oleh sang istri, Helwiyati. 
Foto: Radar Lampung

BANDARLAMPUNG – Kebiasaan partai politik (parpol) menggunakan menit-menit terakhir (last minutes) menerbitkan rekomendasi membuat bakal calon gubernur galau. Ini terjadi di PDIP dan Partai Demokrat (PD) pada hari terakhir pendaftaran cagub-cawagub ke KPU Lampung kemarin.
Pasangan Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang dan Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri, misalnya. Mereka datang ke KPU Lampung sejak pukul 09.00 WIB dengan arak-arakan barongsai dan belasan becak. Pengurus dan simpatisan delapan parpol pun ikut dalam rombongan arak-arakan.
Pasangan dengan akronim Berilmu (Berlian-Mukhlis) ini yakin diusung PDIP. Selain partai banteng, Berlian-Mukhlis juga diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian parpol nonparlemen yang turut mendukung adalah Partai Pelopor, PKPI, PPI, PPPI, dan PKBIB.
Mereka juga telah menyiapkan deklarasi dengan ribuan massa di Lapangan Sawahbrebes, Tanjungkarang Timur, Bandarlampung. Meskipun datang lebih awal, pendaftaran pasangan ini tidak mulus dan diwarnai drama politik. Penyebabnya, surat keputusan (SK) rekomendasi pasangan ini ternyata belum diterbitkan DPP PDIP.


Sekitar sejam menanti SK itu datang, pasangan ini beserta pengurus inti parpol menunggu di ruangan Ketua KPU Lampung Nanang Trenggono. Sebagian menunggu di aula KPU yang menjadi tempat pendaftaran. Namun, SK yang dinanti tak kunjung tiba. Bahkan, isu dari mulut ke mulut mengatakan, SK pasangan ini tidak ada.
 ’’SK PDIP ke Herman H.N.-Mukhlis Basri. Tadi saya dengar Pak Mukhlis menelepon seperti itu,’’  kata salah seorang di KPU Lampung kepada wartawan koran ini.
 Setelah ditelusuri, tidak ada satu pun pendukung Berlian-Mukhlis yang mengaku. Tapi, sinyal kekacauan ini nampak terlihat.
Para pengurus parpol yang telah berada di KPU Lampung tiba-tiba menghilang. Termasuk Sekretaris DPD PDIP Lampung Dedi Afrizal beserta sejumlah wakil ketua, seperti Syafariah Widiyanti, Tulus Purnomo, Ferdi Gunsan, Apriliati, dan lainnya. Sekitar pukul 11.30 WIB, Ketua DPD PDIP Lampung Sjachroedin Z.P. tiba.
Gelagat Oedin –sapaan akrab Sjachroedin Z.P.–pun kurang baik. Ketika baru datang, ia langsung menghampiri dan membisikkan sesuatu kepada Berlian di halaman KPU sambil berjalan. Oedin pun membawa Berlian ke salah satu sudut aula KPU. Tak sampai lima menit, Oedin menghampiri lima komisioner KPU yang sudah menunggu.
Karena banyak wartawan, Oedin meminta waktu berbicara secara tertutup. Dengan pengawalan ketat dari Satgas PDIP yang menyebabkan sedikit kericuhan, Oedin bersama Berlian-Mukhlis, pimpinan parpol pengusung, komisioner KPU, dan pimpinan Bawaslu Lampung pun langsung masuk ke ruangan Ketua KPU Nanang Trenggono.
Pertemuan berlangsung sekitar satu jam. Beberapa orang keluar-masuk, termasuk Mukhlis. Kepada rekannya, Bupati Waykanan Bustami Zainudin dan Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, ia pun sempat dilema. ’’Ya, bagaimana? Bagaimanapun, Berlian sudah kita anggap saudara,’’ kata Mukhlis kepada rekannya yang juga ketua DPC PDIP itu.
Bustami dan Bambang pun memberikan dukungannya kepada pasangan ini.  ’’Iya, kita bersatu saja, menghadap Ibu (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri). Ramai-ramai kita 14 DPC berangkat,’’ kata Bustami diamini Bambang.
Inisiatif Bustami ini pun langsung terealisasi. Sebanyak 14 DPC PDIP kabupaten/kota menyatakan dukungan tertulis.
Bunyi surat dukungan itu, DPC PDIP se-Provinsi Lampung dengan ini menyatakan mendukung sepenuhnya sikap yang diambil ketua DPD PDIP Lampung untuk mencalonkan pasangan Berlian dan Mukhlis sebagai cagub-cawagub Lampung dengan beberapa alasan.
Pertama, calon yang direkomendasikan DPP partai melalui surat No. 3954/IN/DPP/2013, yaitu Herman H.N. dan Zainudin Hasan, sebagai cagub-cawagub dari DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Kedua, Mukhlis tidak bersedia untuk dipasangkan dengan Herman H.N.
Setelah pertemuan itu, Oedin langsung melakukan perjalanan dinas ke Surabaya, Jawa Timur, dalam rangka tugasnya sebagai gubernur Lampung. Berlian-Mukhlis pun masuk aula KPU untuk mendaftarkan diri sebagai pasangan cagub-cawagub. Namun, sepertinya, Mukhlis masih gamang untuk melawan keputusan DPP PDIP itu.
 ’’Saya dengar ada rekomendasi dari partai saya untuk calon lain. Jadi, saya belum mau tanda tangan form pencalonan sebagai cawagub. Saya bisa besar, bisa kaya seperti ini karena Ibu Mega. Jadi, saya tidak akan mengkhianati ibu saya sendiri. Tolong beri saya waktu untuk tidak tanda tangan,’’ kata Mukhlis saat menginterupsi KPU ketika pendaftaran.
Mukhlis pun menangis. Ia menutupi mulutnya sambil menelepon pengurus DPP PDIP dengan suara pelan. Istrinya pun langsung menghampiri untuk menenangkan bupati Lambar dua periode itu. Pendaftaran pasangan ini pun terpaksa ditunda. Mereka diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini sebelum pukul 16.00 WIB.
Sekitar pukul 15.00 WIB, permasalahan pun klir. DPP PDIP mengeluarkan surat bernomor 3970/IN/DPP/VI/2013 tentang pencabutan surat rekomendasi terhadap Herman-Mukhlis dan penetapan pasangan baru. Surat ditandatangani Ketua DPP PDIP Mindo Sianipar dan Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo.
DPP PDIP pun mengeluarkan rekomendasi baru bernomor 3954-A/IN/DPP/VI/2013 ditandatangani Ketua DPP PDIP Sidarto Danusubroto dan Sekjen Tjahjo Kumolo. Surat berisi empat poin.
Poin 1 menyebutkan, setelah mempelajari perkembangan PDIP di Lampung dan demi kepentingan partai secara umum, DPP PDIP menetapkan untuk merekomendasikan Berlian Tihang untuk dijadikan cagub Lampung dan Mukhlis Basri untuk dijadikan cawagub Lampung yang diajukan dari DPP PDIP.
Terpisah, Herman H.N. usai mendaftar ke KPU bersama Zainudin Hasan sekitar pukul 17.30 WIB kemarin mengaku bahwa dirinya mendapatkan rekomendasi dari PDIP.  ’’Kata dpp pdip, rekomendasi ke saya. Tapi, hingga kini nggak sampai juga. Belum sampai-sampai. Tadi unsur ketua sudah menelepon saya,’’ ungkapnya.
Wali kota Bandarlampung ini mengaku, jika benar dirinya menerima rekomendasi itu, ia menginginkan wakilnya tetap Zainudin Hasan. 
’’Nggak bakal bergerak lagi. Sampai kiamat pun nggak bakal bergerak lagi. Harus Pak Zainudin dong, saya udah daftar bersama Pak Zainudin. Ini kan sudah tutup pendaftaran,’’ tegas Herman H.N. (dna/p6/c2/ary)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...