Kamis, 07 Maret 2013

Pengamat: Lupakan Anas atau Keluar dari Demokrat


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah penetapan status tersangka terhadap Anas Urbaningrum, para pendukung mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu akan merasa gamang untuk menentukan sikap. Pilihan yang memungkinkan bagi mereka adalah melupakan Anas dan bertahan di partai atau keluar dari partai tersebut.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa saat ini para loyalis Anas menghadapi dilema, terutama karena proses menghadapi pemilihan umum 2014 telah berlangsung. Pada tanggal 9 April, daftar calon anggota legislatif harus segera diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Burhanuddin mengatakan, penetapan daftar calon sementara (DCS) untuk anggota legislatif membuat para loyalis Anas menjadi gamang karena harus memilih di antara dua pilihan. "Kalau menyatakan mundur dari Partai Demokrat, karier politik mereka akan sulit di 2014. Kalau masuk partai lain, proses penentuan DCS sudah dimulai," ujar Burhanuddin di Jakarta, Jumat (3/1/2013).

Ia berpendapat, para loyalis Anas yang tetap bertahan di dalam partai akan sulit mendapatkan keistimewaan jika mereka tetap menunjukkan dukungan mereka kepada Anas. Menurutnya, pendukung Anas yang selama ini memiliki posisi strategis akan berpikir panjang untuk mengikuti jejak Anas mundur dari Demokrat.

"Kalau tidak strategis, seperti Rahmad yang jadi Wakil Direktur Eksekutif, itu tidak cukup strategis, mungkin tidak ada ongkos politik di partai. Jadi pilihannya kembali ke Demokrat dan meninggalkan Anas atau keluar dari partai," ujarnya.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan lainnya, Anas memutuskan berhenti sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Sabtu (23/2/2013). Ia juga menyatakan keluar dari partai itu. Semenjak itu, beberapa pengurus mengambil langkah serupa sebagai bentuk solidaritas, seperti Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto dan Wakil Direktur Eksekutif DPP Demokrat M Rahmad.

Sejumlah pengurus Demokrat yang merupakan para loyalis Anas, meski belum mundur tapi tetap setia mendatangi rumah Anas, antara lain Juru Bicara I Gede Pasek Suardika, Ketua DPP Partai Demokrat Umar Arsal, dan Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustopa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA

kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...