Masih banyak orang yang berpolitik dalam rangka mendapatkan kekuasaan, jelas pendapat seperti itu walaupun tidak disalahkan karena memang merupakan sebagain dari hakiki politik, tetapi untuk kita ketahui kalau hanya itu semata tujuan berpolitik, hasilnya tidak akan lebih baik dari hasil kita menyelenggarakan Pilkada baik memilih Gubernur, Bupati dan Walikota. Mereka yang menganggap berpolitik dalam rangka mencari kekuasaan ("semata" ?) Maka ujung ujungnya harus berhadapan dengan pihak yang berwajib, bayangkan jika separoh dari Gubernur dan Bupati/ walikota mengalami kasus kriminal dalam menggenggam kekuasaan. " Ini Negara demokratis Bung! " sepertinya itu yang harus kita teriakkan kepada petarung Pilkada yang ambisi mengejar kekuasaan.
Akan lebih elok manakala kita memperjuangkan 3 hal setidaknya dalam berpolitik dan menggenggam kekuasaan, yairtu mencari kebenaran, menegakkan keadilan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Itu yang harus kita perjuangkan dalam berpolitik.
Setelah kekuasaan itu digenggam tentu saja bagi para petarung Pilkada yang kita ketahui berbiaya selangit itu yang pertama adalah memulihkan modal yang selama ini dikeluarkan.Itu harus kembali dalam tempo yang sesingkat singkatnya.Demikian pula balas jasa kepadasebagian Tim Sukses, karena ada sebagian Tim Sukses yang benar benar berkorban untuk mencapai sukses, tetapi tidak sedikit diantaranya menjadi Tim Sukses untuk mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya, terlepas si jagonya akan menang ataupun kalah. Ibarat beras mereka adalah antahnya, walaupun kita tidak perlu kaget manakala sejatinya dilingkungan petarung pilkada itu antah itu adalah mayoritas adanya.
Bila seandainya mereka berpolitik dalam rangka mencari kekuasaan yang seluas-luasnya, maka rakyat akan merana selama lima tahun masa pemerintahannya. Tidak berlebihan manakala seorang politisi yang cenderung bicara bebas itu mengatakan bahwa dalam tempo lima tahun itu pada tahun pertama mengembalikan modal dan balas jasa, tahun kedua dan ketiga mencari keuntungan sebanyakbanyaknya, karena mulai tahun keempat harus siap siap untuk berhadapan dengan yang berwajib. Tentu Permadi tidak bicara tampa dasar, karena telah demikian banyaknya para petarung Pilkada yang jor joran, maka ujung ujungnya harus berhadapan dengan penegak hukum atas beberapa kasus yang dianggap kriminal dan menyelahgunakan kekuasaan, memperkaya diri sendiri dan memperkaya orang lain dan lain sebagainya, berbagai kekeliruan dan pelanggaran pelanggaran lainnya dilaksanakan secara transparan dan menjadi rahasia umum.
Calon anggota legislatif jor joran dalam mempromosikan diri dan mengambil simpati pemilih, juga pada kahirnya tidak ada jalan lain selain melakukan konspirasi dengan pihak ekskutif dalam penggunaan APBN dan APBD winwin solution, yang dengan kata lain bersepakat merugikan rakyat. Itulah makna mencari kuasa.
Berpolitik hendaklah dengan moral, memantapkan keberpihakan untuk kesejahteraan masyarakat, dengan cara menegakkan kebenaran dan keadilan. Bukan hanya kebenaran belaka, tetapi kebenaran itu sekaligus dirasakan sebagai keadilan bagi masyarakat. Seperti apa yang tercantum dalam cita cita UUD 1945, bahwa kemerdekaan itu adalah dalam rangka mencapai keadilan sosial.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA
kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...
![](https://i.ytimg.com/vi/FQDh3xBig5A/hqdefault.jpg)
-
Haryo Sengkuni adalah tokoh sentral dalam alur cerita pewayangan. Tanpa kehadiran sang patih ini cerita wayang menjadi hambar. Tiada intr...
-
Data buku: Seks dan Hijab: Gairah dan Intimitas di Dunia Arab yang Berubah Shereen El Faki Penerjemah: Adi Toha Alvabet, Jakart...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar