FACHRUDDIN
Politik pada saat ini membutuhkan dana besar yang sudah tidak masuk akal lagi. Dana itu tidak jelas peruntukannya, dan sering yang terjadi tidak sesuai dengan hasilnya. Tetapi karena uang mereka banyak maka sering terjadi transaksi transaksi dengan pihak pihak tertentu untuk melengkapi suara agar dapat memenuhi persaratan minimal untuk sebuah kursi.Sedikitnya dana yang disiapkan tergambar dari sedikitnya perolehan dalam penetapan hasil pemungutan suara Politik membutuhkan uang banyak lantaran para calon memang terdiri dari orang orang yang kurang dikenal oleh ummat lantaran memang tidak pernah melakukan sesuatu untuk ummat.
Semestinya mulai dari rekrutment kepengurusan memang sudah mempertimbangkan standar kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki para aktivis partai adalah memiliki potensi sosial, setidaknya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi ummat setidaknya di lingkup Dapil yang Ia sasarkan sejak semula. Jangan membiarkan personal kepengurusan ibarat kartu mati dalam game yang menjadikan kartu sebagai media. Memang ada berbagai kompetensi atau potensi para fungsionaris yang dibutuhkan partai, tetapi janganlah menjadikan kompetensi uang sebagai segala galanya dalam mengelola dan membesarkan partai. Uang memang vital tetapi bukan berarti sangat dominan di segala lini.
Untuk dikenal oleh ummat tidaklah berarti uang adalah segala galanya
, memang uang itu vital, dan kita harus menyiapkan sejumlah dana untuk melaksanakan aktivitas partai, tetapi bukan berarti manakala uang sudah dihamburkan uang maka simpati ummat secara permanen akan diraih. Simpati ummat tidak memandang uang sebagai ukuran, eksistensi partai di mata ummat tergantung sejauh mana partai mampu berbuat untuk ummat. Kita jangan mempersempit arti sebuah partai dengan mempersamakan fungsi partai dengan fungsi legislasi, DPR dan DPRD, sehingga kita tidak melalukan sesuatu di luar itu. Terlalu sempit fungsi partai manakala hanya menjiplak fungsi legislasi belaka. Para kader dan ummat itu butuh peningkatan kualitas. Maka partai harus berbuat untuk peningkatan kualitas kader dan ummat. Itulah sebanya maka hanya fungsionaris yang berkualitas jugalah yang memiliki kemampuan mengupayakan peningkatan kualitas para kader.
Semakin partai kurang melakukan sesuatu bagi ummat, dan kurang pula melakukan peningkatan kualitas kader dan ummat, maka semakin mahal harga sebuah kursi bagi partai., semakin besar uang harus disiapkan para caleg. Dan dalam waktu yang bersamaan eksistensi partai semakin terancam punah. Coba saja telusuri kemana arah uang yang dihambur hamburkan oleh para caleg secara jor joran, nanti akan kita temukan adanya sekelompok orang yang bertindak sebagai makelar yang mengatasnamakan ummat, lalu sebagiannya lagi uang itu akan diberikan kepada mereka mereka yang tidak memiliki kualitas idealisme dalam hidupnya.
Dengan kata lain ada pihak yang memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan. Jadi tidak akan ada pengaruhnya secara signifikan untuk mempertahankan eksistensi dan pengembangan partai. Tetap saja ummat akan semakin menjauh dari partai. Karena ummat yang bersimpati kepada partai justeru jauh dari permainan bagi bagi uang.
Politik uang itu hanya bersifat pribadi dan jangka pendek, jangan sekali kali mengira bahwa uang adalah segalagalanya dalam membesarkan partai, bahkan sebaliknya permainan p[olitik uang itu justeru akan menjauhkan partai dari ummat. Kesadaran akan bahayanya melakukan politik bagi bagi uang terhadap eksistensi partai seyogyanya dibicarakan sejak jauh hari. Para aktivis dan kader partai seharusnya dibekali dengan berbagai keterampilan dan kompetensi untuk melakukan sesuatu bagi ummat. Keliru manakala kita memanjakan para kader dengan uang dan bahkan memposisikan para kader kita sebagai makelar dalam politik uang. Dalam waktu bersamaan yang akan tertanam adalah bahwa partai seolah membenarkan politik uang, dan para kader akan teracuni olehnya. Dan pada saatnya kelak para kaderpun akan menganggap partai kita tidak bedanya dengan partai partai lainnya, yang juga marak mempraktekkan politik uang.
dalam jangka pendek bisa saja kita membuktikan bahwa politik uang itu ampuh, sehingga pada saat ini politik uang semakin lumrah. Tetapi dalam waktu bersamaan politik uang justeru akan mengikis kepercayaan ummat dan juga kepercayaan kader kepada partai, manakala ini tidak segera kita cegah, maka lambat laun tetapi pasti partai partai yang ada akan dijauhi oleh ummat dan kader. Ummat dan kader akan lebih percaya kepada partai baru, wajah baru, sekalipun partai itu masih gelap dan para fungsionarisnya juga tak dikenal, untuk pada saatnya juga akan ditinggalkan oleh ummat. maka mental ummat dan kaderpun akan berkembang secara liar. Pada saat itu bukan hanya partai tetapi bangsa inipun akan terancam eksistensinya. Karena segala sesuatunya harus diselesaikan ditengah jalan dengan cara demo demo yang mengerahkan massa bayaran juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA
kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...
-
Haryo Sengkuni adalah tokoh sentral dalam alur cerita pewayangan. Tanpa kehadiran sang patih ini cerita wayang menjadi hambar. Tiada intr...
-
Data buku: Seks dan Hijab: Gairah dan Intimitas di Dunia Arab yang Berubah Shereen El Faki Penerjemah: Adi Toha Alvabet, Jakart...
-
kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar