Gunjingan yang menerpa PKS akibat keterlibatan Presidennya dalam upaya penyuapan untuk kebijakan import daging sapi bagi saya pribadi sangat menyesakkan dada. Karena sesungguhnya kehadiran PKS akhir ini adalah merupakan upaya ijtihad politik sekelompok komunitas Islam dalam upaya mencari format politik Islam yang ideal untuk bangsa Indonsia. Perubahan yang dilakukan oleh PKS sangat berani dan cukup diametral. Partai yang dibesarkan dari kelompok diskusi dan pengajian ini sempat berkembang di kampus kampus dan komunitas anak muda. Dahulu PKS sangat berupaya menerapkan nilai nilai Islam dalam berpolitik, yang kelak PKS menyatakan diri sebagai partai terbuka sebagai hasil ijtihadnya, yang ingin memperaktekkan cara hidup berdampingan dengan non muslim, sebagai resiko dari Indonesai yang majemuk ini.
Kecewa?. Memang banyak pihak yang kecewa dengan perubahan arah perjuangan PKS, tetapi itu merupakan resiko dari upaya pembesaran PKS untuk menempati kelompok atas. Tetapi dalam waktui bersamaan dengan adanya kasus ini upaya untuk membangun citra politik Islam sepertinya akan terhenti sejenak. Untuk kembali merenungi perjalanan ijtihad politik yang dilakukan oleh PKS.
kalaupun PKS, PAN dan PKB dengan ijtihad politiknya lalu menjadi partai terbuka, tentu saja ini belum bisa dianggap final, masih akan diuji, nanti sejarah yang akan menyeleksinya. Kausus belum dapat dikatakan ijtihad Politik PKS. menemui kegagalan, karena kasus ini tidak merupakan bagian dari ijtihad itu, melainkan kelalaian yang bersifat individual. Tetapi karena melibatkan petinggi partai, maka tak pelak partai akan terbawa bawa, apalagi media secara kejam mencari cari relevansinya.
Akan lebih baik manakala kita harus bersabar untuk memberikan kesempatan para politisi Islam guna melanjutkan ijtihadnya dalam menentukan arah kemana ummat ini akan di bawa. Hanya saja tentu yang kita harapkan adalah kemampuan para politisi muslim agar mampu memperagakan cara berpolitik yang Islami, baik menggunakan atau menanggalkan ember embel Islam dalam berpolitik.
terlebih mereka yang membawa nama besar, dengan segudang prestasi dalam berpolitik hendaknya akan lebih hati hati dalam menerapkan hasil ijtihad politik, sehingga sejarah tidak akan terkecoh dalam menilai apakah ijtihad yang diterapkan gagal atau memang tidak sepenuhnya dilaksanakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MEMPERTAHANKAN KEDALAMAN MAKNA PANCASILA
kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...
-
Haryo Sengkuni adalah tokoh sentral dalam alur cerita pewayangan. Tanpa kehadiran sang patih ini cerita wayang menjadi hambar. Tiada intr...
-
Data buku: Seks dan Hijab: Gairah dan Intimitas di Dunia Arab yang Berubah Shereen El Faki Penerjemah: Adi Toha Alvabet, Jakart...
-
kETIDAKSUKAANMegawati pada saat Menjadi Presiden untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setelah berhasil mengatasi pemberotakan Berda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar